Pages

Apel Pagi

Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Ngantang.

Dewan Guru

Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Ngantang.

Dewan Guru

Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Ngantang

Siswa-Siswi 2011-2012

Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Ngantang

Lulusan 2010

Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Ngantang

Minggu, 25 November 2012


Dewasa ini perkembangan olahraga di kecamatan Ngantang khususnya bola voli sangat pesat baik di tingkat umum ataupun di tingkat pelajar, hal ini dapat kita lihat dengan even-even yang sering diadakan oleh masyarakat atau lembaga pendidikan,seperti digelarnya turnamen umum PP. Bahrul ulum,Palon Ngntru, BAPOPSI SMP/MTs SMA/SMK, atau even-even yang tidak resmi.  
Bahkan prestasi bola voli dkecamatan Ngantang cukup membanggakan hal ini dapat dibuktikan dengan kecamatan selalu mewakili kab. Malang dalam  Porseni tingkat SD se Jawa Timur. 
Maka dari itu tulisan ini membantu bagi pemula tentang bagaimana belajar bermain Bola Voli yang benar sesuai prosedur kepelatihan dan pembinaannya.
Dalam tulisan ini dipaparkan beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemula untuk dapat bermain bola voli :
1. Teknik Dasar Passing
2. Teknik Dasar Service
3. Teknik Dasar Smash
4. Teknik Dasar Blocking
Dari keempat teknik dasar tersebut merupakan modal dasar yang harus dipelajari dan dilatih bagi pemain pemula jika ingin berprestasi. Banyak atlet pemula yang mengabaikan teknik ini dan keinginannya hanya berlatih smash saja, padahal dari teknik yang ada tersebut semuanya saling berkaitan dari teknik yang paling sederhana yaitu teknik dasar passing sampai ke yang paling sulit yaitu blocking. Maka dari itu diharapkan bagi guru olahraga, pembina, pelatih bola voli supaya memahami dan melakukan latihan bagi atlet yang dibinanya dengan prosedur yang benar.
A. Teknik Dasar Passing terdiri dari 2 bagian :
a. Passing Bawah
b. Passing Atas
Tehnik dasar passing guna membangun sebuah serangan dalam permainan bola voli, dan sangat diperlukan saat tim menghadapi lawan yang kuat, karenanya diperlukan passing untuk membangun defensive yang kuat untuk tim.
B. Teknik Dasar Servis terdiri dari 2 bagian :
a. Serve Bawah
b. Serve Atas (Top Spin, Back Spin, Float Serve, Jump Serve)
Teknik dasar serve fungsinya untuk melakukan serangan awal dalam bola voli, serve yang bagus sangat baik untuk memperoleh angka atau point saat bertanding, contohnya jump serve.
C. Teknik Dasar Smash terdiri dari 3 bagian :
a. Quick/short Smash
b. Long/open Smash
c. Semi Smash
Teknik Dasar Smash dilatihkan pada atlet pemula dan terdapat 4 tahap gerakan yang harus dilakukan dalam berlatih smash :
a. Run-up atau lari menghampiri
b. Take-off atau melompat
c. Hit atau memukul
d. Landing atau mendarat 
D. Teknik Dasar Blocking terdiri dari 3 bagian :
a. Block Tunggal
b. Block Ganda (2 orang pemain)
c. Block Ganda (3 orang pemain)
Teknik Dasar Blocking terdapat 4 tahap gerakan yang harus dilakukan dalam berlatih block :
a. Run-up atau bergerak menghampiri bola
b. Take-off atau melompat
c. Kontak dengan bola
d. Landing atau mendarat 
Selain teknik dasar di atas, diperlukan faktor-faktor yang menunjang prestasi maksimal :
a. Latihan mental
b. Latihan secara rutin
c. Latihan keras
d. Latihan kekompakan tim
Demikian tips bermain bola voli bagi pemain pemula, semoga bermanfaat bagi pembaca semuanya. Bravo Bola Voli Kec. Ngantang.

Senin, 15 Oktober 2012

PROFIL MADRASAH



 Identitas Madrasah
      1. Nama Madrasah                            : MTs NAHDLATUL ULAMA

2. NPSN                                                  : 20564071

3. Nomor Statistik Madrasah       : 121235070078
                                                                  ( Lampiran SK Pendirian Madrasah )

 4. Status Madrasah                         : Terakreditasi B

 5. Tahun Berdiri                               : 17 JULI 2006

 6. Alamat Madrasah                        : Jl.  Melati No 19 RT 27 /RW 04

 7. Desa / Kelurahan                         : Ngantru

 8. Kecamatan                                     : Ngantang

 9. Kabupaten                                      : Malang   
            
10. Telepon                                           : 085235922205

11.  Propinsi                                          : Jawa Timur
               
12. Kode Pos                                         : 65392

13. Nama Kepala Madrasah          : Mochamad Fauzan, SE
14. SK Kepala Madrasah             
                Nomor                                    : 020/07/08
                Tanggal                                  : 17 Juli 2008

16. Penyelenggara/Yayasan          :  Lembaga Pendidkan Ma’arif  NU  
                                                           

17. Status Tanah                                      :  Milik Sendiri
           a. Surat Kepemilikan Tanah   : Pernyataan waqof
           b. Luas Tanah                                : 2400  m2

18. Jumlah Rombongan Belajar       : 4 rombongan belajar

19. Kegiatan Belajar Mengajar         : Pagi

20 Sumber Dana Operasional          : a. Biaya Operasional Sekolah (BOS)                     
                                                                         b. Donatur

Visi, Misi

     Visi Madrasah   : 
RELIGIUS, BERKARAKTER, BERPRESTASI, BERMANFAAT”

     Misi Madrasah :

Menanamkan nilai-nilai agama melalui proses pendidikan dan pembiasaan taat dan patuh pada norma-norma agama.
Menyelenggarakan pendidikan dengan internalisasi nilai-nilai agama berbasis al Qur’an, akhlakul karimah dan islam Ahlussunnah wal jama’ah an nahdliyah
Membentuk individu yang jujur, adil, memiliki kepedulian, menghormati orang lain, disiplin dan patuh pada aturan
Menyelenggarakan pembelajaran yang memberi kesempatan luas kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan akademik maupun non akademik
Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing yang sehat kepada seluruh warga madrasah.
Menyelenggarakan pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk mempersiapkan individu yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat

Minggu, 14 Oktober 2012

Pemberitahuan Porseni

sehubungan dengan akan diadakan seleksi futsal di KKM lawang
harap kepada ketua tim Futsal MTs NU Ngantang , mengkoordinasikan dan menyiapkan tim untuk tampil pada tanggal 10 November 2012

Tugas TIK

Kepada seluruh siswa kelas IX harap segera mengumpulkan tugas TIK tugas Pertama dan Kedua tugas Pertama Membuat e-mail tugas kedua mencari informasi terbaru tentang apa saja tugas dikirim ke chethuz@yahoo.co.id atau ke mtsnu_ngantang@yahoo.co.id (jangan lupa di kasih judul tugas pertama dan kedua) terimakasih atas kerjasamanya

Sejarah Idul Adha

Pada suatu hari, Nabi Ibrahim AS menyembelih kurban fisabilillah berupa 1.000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Banyak orang mengaguminya, bahkan para malaikat pun terkagum-kagum atas kurbannya. “Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah! Seandainya aku memiliki anak lelaki, pasti akan aku sembelih karena Allah dan aku kurbankan kepada-Nya,” kata Nabi Ibrahim AS, sebagai ungkapan karena Sarah, istri Nabi Ibrahim belum juga mengandung. Kemudian Sarah menyarankan Ibrahim agar menikahi Hajar, budaknya yang negro, yang diperoleh dari Mesir. Ketika berada di daerah Baitul Maqdis, beliau berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak, dan doa beliau dikabulkan Allah SWT. Ada yang mengatakan saat itu usia Ibrahim mencapai 99 tahun. Dan karena demikian lamanya maka anak itu diberi nama Isma'il, artinya "Allah telah mendengar". Sebagai ungkapan kegembiraan karena akhirnya memiliki putra, seolah Ibrahim berseru: "Allah mendengar doaku". Ketika usia Ismail menginjak kira-kira 7 tahun (ada pula yang berpendapat 13 tahun), pada malam tarwiyah, hari ke-8 di bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS bermimpi ada seruan, “Hai Ibrahim! Penuhilah nazarmu (janjimu).” Pagi harinya, beliau pun berpikir dan merenungkan arti mimpinya semalam. Apakah mimpi itu dari Allah SWT atau dari setan? Dari sinilah kemudian tanggal 8 Dzulhijah disebut sebagai hari tarwiyah (artinya, berpikir/merenung).

Pada malam ke-9 di bulan Dzulhijjah, beliau bermimpi sama dengan sebelumnya. Pagi harinya, beliau tahu dengan yakin mimpinya itu berasal dari Allah SWT. Dari sinilah hari ke-9 Dzulhijjah disebut dengan hari ‘Arafah (artinya mengetahui), dan bertepatan pula waktu itu beliau sedang berada di tanah Arafah. Malam berikutnya lagi, beliau mimpi lagi dengan mimpi yang serupa. Maka, keesokan harinya, beliau bertekad untuk melaksanakan nazarnya (janjinya) itu. Karena itulah, hari itu disebut denga hari menyembelih kurban (yaumun nahr). Dalam riwayat lain dijelaskan, ketika Nabi Ibrahim AS bermimpi untuk yang pertama kalinya, maka beliau memilih domba-domba gemuk, sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya. Beliau mengira bahwa perintah dalam mimpi sudah terpenuhi. Untuk mimpi yang kedua kalinya, beliau memilih unta-unta gemuk sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya, dan beliau mengira perintah dalam mimpinya itu telah terpenuhi. Pada mimpi untuk ketiga kalinya, seolah-olah ada yang menyeru, “Sesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu agar menyembelih putramu, Ismail.” Beliau terbangun seketika, langsung memeluk Ismail dan menangis hingga waktu Shubuh tiba. Untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut, beliau menemui istrinya terlebih dahulu, Hajar (ibu Ismail). Beliau berkata, “Dandanilah putramu dengan pakaian yang paling bagus, sebab ia akan kuajak untuk bertamu kepada Allah.” Hajar pun segera mendandani Ismail dengan pakaian paling bagus serta meminyaki dan menyisir rambutnya. Kemudian beliau bersama putranya berangkat menuju ke suatu lembah di daerah Mina dengan membawa tali dan sebilah pedang. Pada saat itu, Iblis terkutuk sangat luar biasa sibuknya dan belum pernah sesibuk itu. Mondar-mandir ke sana ke mari. Ismail yang melihatnya segera mendekati ayahnya. “Hai Ibrahim! Tidakkah kau perhatikan anakmu yang tampan dan lucu itu?” seru Iblis. “Benar, namun aku diperintahkan untuk itu (menyembelihnya),” jawab Nabi Ibrahim AS.

Setelah gagal membujuk ayahnya, Iblsi pun datang menemui ibunya, Hajar. “Mengapa kau hanya duduk-duduk tenang saja, padahal suamimu membawa anakmu untuk disembelih?” goda Iblis. “Kau jangan berdusta padaku, mana mungkin seorang ayah membunuh anaknya?” jawab Hajar. “Mengapa ia membawa tali dan sebilah pedang, kalau bukan untuk menyembelih putranya?” rayu Iblis lagi. “Untuk apa seorang ayah membunuh anaknya?” jawab Hajar balik bertanya. “Ia menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk itu”, goda Iblis meyakinkannya. “Seorang Nabi tidak akan ditugasi untuk berbuat kebatilan. Seandainya itu benar, nyawaku sendiri pun siap dikorbankan demi tugasnya yang mulia itu, apalagi hanya dengan mengurbankan nyawa anaku, hal itu belum berarti apa-apa!” jawab Hajar dengan mantap. Iblis gagal untuk kedua kalinya, namun ia tetap berusaha untuk menggagalkan upaya penyembelihan Ismail itu. Maka, ia pun menghampiri Ismail seraya membujuknya, “Hai Isma’il! Mengapa kau hanya bermain-main dan bersenang-senang saja, padahal ayahmu mengajakmu ketempat ini hanya untk menyembelihmu. Lihat, ia membawa tali dan sebilah pedang,” “Kau dusta, memangnya kenapa ayah harus menyembelih diriku?” jawab Ismail dengan heran. “Ayahmu menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk itu” kata Iblis meyakinkannya. “Demi perintah Allah! Aku siap mendengar, patuh, dan melaksanakan dengan sepenuh jiwa ragaku,” jawab Ismail dengan mantap. Ketika Iblis hendak merayu dan menggodanya dengan kata-kata lain, mendadak Ismail memungut sejumlah kerikil ditanah, dan langsung melemparkannya ke arah Iblis hingga butalah matanya sebelah kiri. Maka, Iblis pun pergi dengan tangan hampa. Dari sinilah kemudian dikenal dengan kewajiban untuk melempar kerikil (jumrah) dalam ritual ibadah haji. Sesampainya di Mina, Nabi Ibrahim AS berterus terang kepada putranya, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?…” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102). “Ia (Ismail) menjawab, ‘Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah! Kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102). Mendengar jawaban putranya, legalah Nabi Ibrahim AS dan langsung ber-tahmid (mengucapkan Alhamdulillâh) sebanyak-banyaknya. Untuk melaksanakan tugas ayahnya itu Ismail berpesan kepada ayahnya, “Wahai ayahanda! Ikatlah tanganku agar aku tidak bergerak-gerak sehingga merepotkan. Telungkupkanlah wajahku agar tidak terlihat oleh ayah, sehingga tidak timbul rasa iba. Singsingkanlah lengan baju ayah agar tidak terkena percikan darah sedikitpun sehingga bisa mengurangi pahalaku, dan jika ibu melihatnya tentu akan turut berduka.” “Tajamkanlah pedang dan goreskan segera dileherku ini agar lebih mudah dan cepat proses mautnya. Lalu bawalah pulang bajuku dan serahkan kepada agar ibu agar menjadi kenangan baginya, serta sampaikan pula salamku kepadanya dengan berkata, ‘Wahai ibu! Bersabarlah dalam melaksanakan perintah Allah.’ Terakhir, janganlah ayah mengajak anak-anak lain ke rumah ibu sehingga ibu sehingga semakin menambah belasungkawa padaku, dan ketika ayah melihat anak lain yang sebaya denganku, janganlah dipandang seksama sehingga menimbulka rasa sedih di hati ayah,” sambung Isma'il. Setelah mendengar pesan-pesan putranya itu, Nabi Ibrahim AS menjawab, “Sebaik-baik kawan dalam melaksanakan perintah Allah SWT adalah kau, wahai putraku tercinta!” Kemudian Nabi Ibrahim as menggoreskan pedangnya sekuat tenaga ke bagian leher putranya yang telah diikat tangan dan kakinya, namun beliau tak mampu menggoresnya. Ismail berkata, “Wahai ayahanda! Lepaskan tali pengikat tangan dan kakiku ini agar aku tidak dinilai terpaksa dalam menjalankan perintah-Nya. Goreskan lagi ke leherku agar para malaikat megetahui bahwa diriku taat kepada Allah SWT dalam menjalan perintah semata-mata karena-Nya.” Nabi Ibrahim as melepaskan ikatan tangan dan kaki putranya, lalu beliau hadapkan wajah anaknya ke bumi dan langsung menggoreskan pedangnya ke leher putranya dengan sekuat tenaganya, namun beliau masih juga tak mampu melakukannya karena pedangnya selalu terpental. Tak puas dengan kemampuanya, beliau menghujamkan pedangnya kearah sebuah batu, dan batu itu pun terbelah menjadi dua bagian. “Hai pedang! Kau dapat membelah batu, tapi mengapa kau tak mampu menembus daging?” gerutu beliau. Atas izin Allah SWT, pedang menjawab, “Hai Ibrahim! Kau menghendaki untuk menyembelih, sedangkan Allah penguasa semesta alam berfirman, ‘jangan disembelih’. Jika begitu, kenapa aku harus menentang perintah Allah?” Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (bagimu). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 106) Menurut satu riwayat, bahwa Ismail diganti dengan seekor domba kibas yang dulu pernah dikurbankan oleh Habil dan selama itu domba itu hidup di surga.

Malaikat Jibril datang membawa domba kibas itu dan ia masih sempat melihat Nabi Ibrahim AS menggoreskan pedangnya ke leher putranya. Dan pada saat itu juga semesta alam beserta seluruh isinya ber-takbir (Allâhu Akbar) mengagungkan kebesaran Allah SWT atas kesabaran kedua umat-Nya dalam menjalankan perintahnya. Melihat itu, malaikai Jibril terkagum-kagum lantas mengagungkan asma Allah, “Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar”. Nabi Ibrahim AS menyahut, “Lâ Ilâha Illallâhu wallâhu Akbar”. Ismail mengikutinya, “Allâhu Akbar wa lillâhil hamd”. Kemudian bacaan-bacaan tersebut dibaca pada setiap hari raya kurban (Idul Adha).

Sumber: Nasiruddin, S.Ag, MM, 2007, Kisah Orang-Orang Sabar, Republika, Jakarta dengan beberapa perubahan